PENDAHULUAN
Salah satu nikmat dari
Allah Azza wajalla, ketika Allah SWT, memberikan obat dari penyakit apa saja
yang diderita oleh seorang hamba. Dan apabila seorang hamba yang sedang sakit maka
sikap yang paling tepat adalah bersabar menjalani sakitnya dan terus berusaha
untuk mencari obatnya, dengan cara pengobatan-pengobatan. Sementara kesembuhan
itu bisa datang apabila pengobatan itu tepat dengan penyakitnya dan Allah SWT
mengizinkan seseorang itu untuk sembuh. Karena jika pengobatan itu tidak tepat niscaya kesembuhan tak kan
kunjung tiba. Tetapi bila pengobatan tepat dalam segala aspeknya, pasti dengan
izin Allah kesembuhan akan diperoleh.
Agar lebih jelasnya lagi tentang pengobatan
terhadap suatu penyakit, maka dibawah ini akan menjelaskan hadits yang
berkaitan dengan pengobatan terhadap suatu penyakit dengan izin Allah dan
ketepatan terhadap obat.
PEMBAHASAN
A. Hadits
عَنْ جَابِرٍ رَضِي اللَّهُ عَنْهُ عَنْ رَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ أَنَّهُ قَالَ: "(لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءٌ فَإِذَاأُصِيبَ دَوَاءُالدَّاءِ بَرَأَ
بِإذْنِ اللَّهِ عَرَّ وَجَلَّ)" (اخرجه مسلم:كتاب السلام:باب لكل داء دواء واستحباب
التداوى)
B.
Terjemahan
“Diriwayatkan
dari Jabir R.A
dan Rasullah SAW: Beliau bersabda “Setiap penyakit ada obatnya. Apabila obat
suatu penyakit telat tepat, sembuhlah dia dengan izin Allah ‘Azza wa Jalla”.[1]
C.
Penjelasan
Hadits
Pada hadits nabi SAW diatas menerangkan bahwa
mengaitkan kesembuhan dengan ketepatan atau kecocokan obat dengan penyakit.
Sebab, tidak ada satu makhluk pun melainkan memiliki lawannya. Dan setiap
penyakit pasti memiliki obat yang menjadi penawarnya yang dengannya penyakit itu
diobati. Nabi SAW mengaitkan kesembuhan dengan ketepatan dalam pengobatan.
Ketepatan ini merupakan hal yang lebih dari sekedar ada atau tidak adanya obat
(bagi suatu penyakit) karena obat suatu penyakit bila melebihi kadar penyakit,
baik pada metode penggunaan atau dosis yang semestinya akan berubah menjadi
penyakit baru. Bila metode penggunaan atau dosis kurang dari yang semestinya,
maka tidak akan mampu melawan penyakit, sehingga penyembuhannya pun tidak
sempurna. Bila seorang dokter salah dalam memilih obat atau obat yang ia
gunakan tidak tepat sasaran, maka kesembuhan takkan kunjung tiba. Bila waktu
pengobatan dilakukan tidak tepat dengan obat tersebut, niscaya obat tidak akan
berguna. Bila badan pasien tidak cocok dengan obat tersebut atau fisiknya tidak
mampu menerima obat tersebut atau ada penghalang yang menghalangi kerja obat
tersebut, niscaya kesembuhan tak kan kunjung tiba. Semua itu dikarenakan
ketidaktepatan dalam pengobatan. Bila pengobatan tepat dalam segala aspeknya,
pasti dengan izin Allah kesembuhan akan diperoleh.[2]
Ibnu Hajar al-Asqalani rahimahullah mengatakan
“Pada hadits riwayat sahabat Jabir Radhiyallahuanhu terdapat isyarat bahwa
kesembuhan tergantung pada ketepatan dan izin Allah. Yang demikian itu
dikarenakan suatu obat kadang kala melebihi batas baik dalam metode penggunaan
atau dosisnya, sehingga obat tersebut tidak manjur, bahkan dimungkinkan obat
itu malah menimbulkan penyakit baru”.
D.
Aspek Tarbawi
Berdasarkan hadits diatas memberikan pengertian
kepada kita bahwa semua penyakit yang menimpa manusia maka Allah turunkan
obatnya. Kadang ada orang yang menemukan obtanya ada juga yang belum bisa
menemukannya. Oleh karenanya kita seseorang harus bersabar untuk selalu berobat
dan terus berusaha untuk mencari obat ketika sakit sedang menimpanya. Dan
jangan merasa enggan dan selalu berupaya
untuk mencari sebab-sebab kesembuhan, seperti mencari dokter dan pengobatan.
setiap manusia harus memahami dua hal tentang ujian
sakit, yaitu :
1. Bahwa obat adalah hanya sebab kesembuhan, sedangkan penyembuh yang
sebenarnya hanyalah Allah semata. Oleh karena itu kesembuhan dari Allah melalui
melalui obat yang dikonsumsi, dan bisa jadi Allah SWT memberikan kesembuhan
walaupun tanpa obat. Sebagaimana firman Allah dalam QS.Asy-Syu’ara,80:
2. Bahwa jangan berobat dengan sesuatu yang diharamkan, karena Allah SWT mengharamkan
untuk berobat dengan benda-benda haram dan Allah tidak menjadikan benda-benda
penyembuh dari benda-benda yang diharamkan-Nya.
Sebagaimana Rasulullah bersabda,
Sebagaimana Rasulullah bersabda,
إن الله لم يجعل شفاءكم فيما حرم عليكم
“Sesungguhnya Allah tidaklah menjadikan
kesembuhan kalian pada apa yang Dia haramkan atas
kalian.” ( HR Bukhari dan diriwayatkan oleh Abu Hatim bin Hibban dalam
shahihnya secara marfu’ kepada Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam ).[4]
Menanti kesembuhan
dengan sikap optimis, akan dapat meringankan beban rasa sakit dan membantu seorang
hamba untuk bersikap sabar.
Menurut Ibn Qoyyim, dalam bukunya menjelaskan
tentang pengaruh sikap optimis menantikan kesembuhan dalam meringankan cobaan
(musibah), bahwa menantikan keringanan atau kesembuhan terhadap cobaan yang
menimpa dengan ketenangan dan keikhlasan, maka sesungguhnya penantian dan
perenungan seperti itu akan meringankan beban yang berat. Selanjutnya dengan
diiringi motivasi dan harapan yang kuat akan adanya pertolongan, maka sikap ini
akan menggantikan cobaan yang sedang menimpa dengan semangat akan adanya
pertolongan, ketenangan dan keikhlasan. Hal ini merupakan rahasia dari kelembutan
dan pertolongan Allah Ta’ala yang akan segera tiba.
Habibbin Ubaid, dalam Asy –Syukr berkata bahwa
tidaklah Allah SWT memberikan suatu cobaan kepada seorang hamba, kecuali Allah
SWT juga memberikan nikmat kepadanya dalam cobaan itu, yaitu Allah SWT tidak
menjadikan musibah itu lebih besar dari musibah yang menimpamu.[5]
PENUTUP
Bila Allah telah menentukan suatu penyakit atau
ajal maka berbagai upaya yang ditempuh manusia untuk menghindari tidak lagi
berguna, dan kehendak Allah lah yang pasti terjadi. Aqidah dan keyakinan ini
tidak boleh kita lupakan kapan pun kita berada, serta apa pun profesi kita. Dengan
proses pengobatan setiap penyakit yang kita derita, kita harus berusaha untuk
mendapatkan obatnya dan bertawakal kepada Allah. Karna sesungguhnya yang
menciptakan penyakit adalah Allah, dan yang menentukan penyakit tersebut
menimpa kita adalah Allah. Kita tidak perlu berkeluh kesah, kita menerima
semuanya dengan lapang dada. Percayalah bahwa dibalik penyakit tersebut pasti
tersimpan beribu-ribu hikmah. Dengan cara ini, apapun yang kita alami semoga akan
mendatangkan kebaikan bagi kita, baik di dunia ataupun di akhirat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar